Tuesday, May 18, 2010

Ironi

Ayolah, wanita!
Cepatlah ambil salah satu di antara kami,
aku atau dia, satu dari dua lelaki.

Tak perlu mengulur waktu!
Kau telah membuatku melayang tak menapak tanah ataupun menggapai langit.
Tergantung tak beremosi, atau setidaknya terbentur dengan kenyataan yang menjelaskan bahwa aku hanya bisa menggambarkan analogi dari dirimu di sedikit tulisanku.

Tak perlu mengulur waktu! Tak perlu penuh nafsu!
Aku menyerah saja,
aku tak lagi melihatmu di tempat yang tepat.

Mungkin saja kau ada di tengah, namun aku tak lagi kuat menyangga diriku di ujung jalan.

Setidaknya kejadian ini tak mempersulitku untuk mengucapkan, "Aku yang menghampirimu, kini aku yang tinggalkan kamu."
Lalu, "Adil bukan?"

Dan...
Tak ada air mata,
Tak akan ada.
Karena telah kusebutkan, aku atau mungkin kita, tergantung tak beremosi.

Mari kembali hanya menjahit senyum, dan bukan berinteraksi lagi.

Terima kasih, Leach.

Wednesday, May 12, 2010

Absurd Diary

Aku terjatuh pada lututku. Pertama kalinya aku terdiam tak bergerak menyusun tirai dan menutupi semua tambalan yang terbuka di gubuk pengap ini. Terlalu pengap, sempit, dan tak berpenghuni. Aku? Aku bukan penghuni. Aku hanya mampir dan merapikan segala hasrat yang tersembunyi pada gubuk ini. Hasrat untuk merias diri dan menjadi bagian dari tetangga-tetangganya yang sudah hidup berdampingan begitu mesra. Saat ini, aku tak tahu lagi perlu berbuat apa selain duduk pada kursi reot di pojokan gubuk dan terus menghisap banyak lintingan ganja untuk menghibur diri. Menghibur diri di dalam gubuk pengap dengan pemiliknya yang tak berkarakter, misterius!

Aku berkaca pada cermin penuh debu yang tergeletak di atas tanah tak berlantai. Aku lihat diriku lusuh. Seringnya aku mencoba merapikan setiap sudut gubuk ini, namun yang ada justru aku tak lagi memperhatikan diriku sendiri. Aku lupa bahwa aku adalah manusia merdeka, aku lupa bahwa aku adalah manusia yang berdiri sendiri dengan topangan motivasi dan interaksi dari sesama makhluk hidup lainnya. Entah apa yang ada pada pikiranku, aku hanya memikirkan bagaimana caranya membersihkan gubuk ini dan mendapat kompensasi yang setimpal dari sang pemilik. Kompensasi berupa hubungan kenal-mengenal yang lebih dalam dengan sang pemilik gubuk.

Apabila aku sudah mengenalnya dengan baik. Aku akan kembali pada rencana awalku, mengambil alih gubuk ini! Aku benar-benar ingin memilikinya.

Tuesday, May 11, 2010

Untukmu, Universa.

Universa!
Aku masih tak bergerak bagi guratan karsa.
Aku tetap berjalan dengan sejalannya rasa.
Aku hanya bisa bermimpi untuk mendulang sketsa yang menetas dalam puing-puing arena pesta.
Aku hanya mencoba untuk terus jauh dari lantunan-lantunan keheningan suasana.

Oh, universa!

Aku hanya ingin keluar dari melankolia penuh prosa.
Aku benar-benar lemah dalam interaksi menggarap fanatisia.

Oh, universa!
Jangan biarkan hal ini menjadi mimpi yang sirna.
Universa! Kau tahu, inilah pertama kalinya aku meminta.

Monday, May 10, 2010

Blurry

Ketika sebuah titik ketidakjelasan menjadi terlihat lebih jelas dari satu buah titik yang ingin dijelaskan, tak ada lagi waktu yang jelas untuk menjelaskan satu buah kejelasan.

Kini bukanlah kenangan. Masa-masa lalu telah terlewati, hari ini adalah saat berpijak mencari segenap titik kecil akan kebijakan mengenai harapan apa yang akan berwujud. Dalam satu lembar, satu titik fokus dan lebih besar bidang blur, di mana akan terpilih? Satu titik fokus, atau segenap bidang blur.


Aku pilih satu titik fokus…

Walaupun banyak media blur yang terus menghambat waktu.