Universa!
Aku masih tak bergerak bagi guratan karsa.
Aku tetap berjalan dengan sejalannya rasa.
Aku hanya bisa bermimpi untuk mendulang sketsa yang menetas dalam puing-puing arena pesta.
Aku hanya mencoba untuk terus jauh dari lantunan-lantunan keheningan suasana.
Oh, universa!
Aku hanya ingin keluar dari melankolia penuh prosa.
Aku benar-benar lemah dalam interaksi menggarap fanatisia.
Oh, universa!
Jangan biarkan hal ini menjadi mimpi yang sirna.
Universa! Kau tahu, inilah pertama kalinya aku meminta.
Tuesday, May 11, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)



No comments:
Post a Comment