Wednesday, May 12, 2010

Absurd Diary

Aku terjatuh pada lututku. Pertama kalinya aku terdiam tak bergerak menyusun tirai dan menutupi semua tambalan yang terbuka di gubuk pengap ini. Terlalu pengap, sempit, dan tak berpenghuni. Aku? Aku bukan penghuni. Aku hanya mampir dan merapikan segala hasrat yang tersembunyi pada gubuk ini. Hasrat untuk merias diri dan menjadi bagian dari tetangga-tetangganya yang sudah hidup berdampingan begitu mesra. Saat ini, aku tak tahu lagi perlu berbuat apa selain duduk pada kursi reot di pojokan gubuk dan terus menghisap banyak lintingan ganja untuk menghibur diri. Menghibur diri di dalam gubuk pengap dengan pemiliknya yang tak berkarakter, misterius!

Aku berkaca pada cermin penuh debu yang tergeletak di atas tanah tak berlantai. Aku lihat diriku lusuh. Seringnya aku mencoba merapikan setiap sudut gubuk ini, namun yang ada justru aku tak lagi memperhatikan diriku sendiri. Aku lupa bahwa aku adalah manusia merdeka, aku lupa bahwa aku adalah manusia yang berdiri sendiri dengan topangan motivasi dan interaksi dari sesama makhluk hidup lainnya. Entah apa yang ada pada pikiranku, aku hanya memikirkan bagaimana caranya membersihkan gubuk ini dan mendapat kompensasi yang setimpal dari sang pemilik. Kompensasi berupa hubungan kenal-mengenal yang lebih dalam dengan sang pemilik gubuk.

Apabila aku sudah mengenalnya dengan baik. Aku akan kembali pada rencana awalku, mengambil alih gubuk ini! Aku benar-benar ingin memilikinya.

No comments:

Post a Comment