Monday, November 1, 2010

Day #27 : Apokalipso Klise

Satu mentari melukiskan kanal yang penuh oleh getah aurora. Mengalir menuju muara yang bergenang dengan tenang. Tiada indah akan kataklismik yang berulang, hingga akhirnya gemericik air mulai mengubah rasi menjadi benderang. Tumpul otak ketika berpikir untuk menjadi jaring yang meradang.

Renjana kini mengancuk dengan masa-masa yang terlewat. Menyebabkan jemari terkikis oleh kubus-kubus alfabet yang menyaru. Pangkal rasa tak terubah, pupil tetap tertuju pada jantung hati yang tertambat di tengah dalaman.

Lulabi terus menuntun mata tertutup menuju kebangkitan zohrah. Berjuang melayang untuk menggapai atap apokaliptik yang merenggang. Ruang kini lebih terlihat seperti sahara yang tak berujung, waktu kini terasa seperti kala bidak yang lama tak bergerak.

No comments:

Post a Comment