Monday, October 4, 2010

Day #2 : Thriller

Malam ini, jalanan begitu sepi. Hujan yang turun sejak petang dan baru saja berhenti, membuat banyak air tergenang di atas aspal jalan yang tak rata. Beberapa lampu artifisial yang berdiri tegak di bahu jalan terus menerus menyala dan padam. Rumah-rumah yang berada di kanan kiri jalan pun sudah tidak lagi menyajikan kebisingan, entah kebisingan dari suara televisi, perangkat pemutar musik super mahal, ataupun percekcokan rumah tangga seperti yang biasa terdengar dari rumah no. 43.

Dingin malam ini benar-benar menusuk tulang. Suara hembusan angin malam, sesekali digantikan oleh lolongan seekor anjing peliharaan. Dibawah cahaya bulan ini, seorang wanita berjalan sendirian. Rambutnya hitam dan panjang terurai. Seiring hembusan angin, sesekali rambutnya itu meloncat-loncat dari punggungnya. Kantung mata wanita itu hitam dan tebal, sepertinya menunjukkan bahwa dia telah lama tidak tenggelam dalam mimpi—atau mungkin juga terlalu banyak terperangkap dalam imajinasi tinggi. Jeans lusuh yang dikenakan wanita itu tampaknya tidak cocok untuk menahan angin, ada robekan di sekitar lututnya. Sepatunya yang berwarna dominan hitam, menutupi telapak kakinya dan menerus hingga mata kaki. Tertulis tulisan “death to the PIXIES” di bagian mata kakinya.

Badan wanita itu sedikit mengejang ketika angin berhembus semakin kencang. Talapak tangannya kini menghilang di dalam jaket kulitnya, dia meraba-raba sesuatu di dalamnya, lalu mengeluarkan sebungkus rokok. Wanita itu mengambil sebatang rokok, lalu membakar pangkal pahpirnya dengan pemantik api. Wanita itu berjalan semakin cepat, semakin terlihat bahwa dia semakin gelisah.

Hampir terlambat! Pikirnya. Apa yang membuatnya terlambat seperti ini?

Tiba-tiba wanita itu berhenti berjalan. Di kejauhan, dia melihat seseorang berlari. Berlari menuju dirinya. Orang yang sedang berlari itu tak terlihat begitu jelas, pencahayaan yang buruk membuatnya hanya terlihat seperti siluet. Jantung wanita itu berdegup kencang. Apa yang akan dia lakukan? Pikirnya dalam hati. Mengapa orang itu berlari di tengah malam seperti ini… berlari ke arahku dengan sesuatu di tangannya!


Bersambung…

No comments:

Post a Comment